HUBUNGAN BUDAYA ORGANISASI DENGAN PENERAPAN GOOD HOSPITAL GOVERNANCE (GHG) DI RSUD LABUANG BAJI MAKASSAR

Latar belakang, Budaya organisasi yang terbuka dan positif akan memperkuat
penerapan good hospital governance dengan mendorong keterlibatan semua
pihak dalam proses governance dan memastikan kepatuhan terhadap standar
etika serta prosedur. Baik manajemen rumah sakit (GHG) adalah penjabaran dari
mekanisme pengelolaan resiko organisasi. Mekanisme ini diimplementasikan
melalui sistem yang dirancang untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi risiko
yang mungkin terjadi, baik yang berasal dari sumber internal maupun eksternal.
Berdasarkan data jumlah pegawai terjadi fluktuasi pada pegawai ASN dari tahun
2022 dan 2023 masih terdapat beberapa data kinerja yang belum terinput
sehingga tidak dapat di ketahui bagaimana peningkatan kinerja pada pegawai
ASN di RSUD Labuang Baji Makassar. Tujuan penelitian, Untuk mengetahui
hubungan budaya organisasi dengan penerapan Good Hospital Governance
(GHG) di RSUD Labuang Baji Makassar. Metode Penelitian, jenis penelitian
yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan
menggunakan pendekatan cross sectional study. Sampel sebanyak 262
pegawai. Analisis data yang digunakan yaitu analisis univariat dan biveriat
dengan uji Chi-Square. Hasil Penelitian, terdapat hubungan kesadaran diri
dengan penerapan good hospital govenance dengan nilai p=0,000<0,05, tidak
terdapat hubungan keagresifan dengan penerapan good hospital govenance
dengan nilai p=0,63>0,05, terdapat hubungan kepribadian dengan penerapan
good hospital govenance dengan nilai p= 0,000<0,05, terdapat hubungan
performa dengan penerapan good hospital govenance dengan nilai p=
0,000<0,05 dan terdapat hubungan orientasi tim dengan penerapan good
hospital govenance dengan nilai p= 0,000<0,05. Kesimpulan, Terdapat
hubungan kesadaran diri,kepribadian,performa,orientasi tim dan tidak terdapat
hubungan keagresifan dengan penerapa good hospital governance di RSUD
Labuang Baji Makassar. Saran, Disarankan pihak rumah sakit lebih
memperhatikan kesadaran diri, kepribadian, performa dan orientasi tim terdahap
pegawai dan memverikan pelatihan kepada pegawai ASN dan Non ASN yang
berkaitan dengan penerapan Good Hospital Governance.