IMPLEMENTASI PERAWATAN LUKA PADA PASIEN DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN KEAMANAN DAN PROTEKSI (KERUSAKAN INTEGRITAS KULIT/JARINGAN) PADA PASIEN POST OPERASI APPENDEKTOMI

Latar belakang, Apendisitis adalah inflamasi akut pada usus buntu yang
memerlukan tindakan bedah berupa apendektomi. Prosedur ini sering
menyebabkan gangguan integritas kulit dan jaringan, sehingga perawatan luka
pascaoperasi menjadi penting untuk mencegah komplikasi dan mempercepat
penyembuhan. Data kementrian kesehatan RI (2020) mencatat kasus apendisitis
sebanyak 596.132 (3.36%) dan meningkat menjadi 621.453 (3,39%),
menjadikannya penyakit tidak menular terbanyak kedua di Indonesia. Tujuan,
mengetahui gambaran implementasi perawatan luka pada pasien post operasi
apendektomi. Metode, penelitian ini merupakan studi kasus deskriptif
observasional. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara, observasi, dan
pengkajian keperawatan terkait kebutuhan keamanan dan proteksi. Hasil,
Responden 1 menunjukkan perbaikan bertahap dengan warna dasar luka
berwarna merah muda, eksudat berkurang, tepi luka rapat, dan jahitan
mengering. Responden 2 menunjukkan luka yang lebih stabil dan
penyembuhan lebih cepat, dengan jaringan granulasi terbentuk, tidak
tampak eksudat, dan jahitan kering pada hari ketiga. Kedua pasien
mempertahankan elastisitas kulit dan perfusi jaringan yang baik tanpa tanda
infeksi. Kesimpulan, perawatan luka pasca-apendektomi secara aseptik dan
terstruktur selama tiga hari efektif mempercepat penyembuhan, mencegah infeksi
dan memperbaiki integritas kulit dan jaringan. Protokol perawatan yang tepat
mendukung pemulihan pascaoperasi secara optimal.
Kata kunci: Apendektomi, Perawatan luka, Penyembuhan luka, Keamanan