IMPLEMENTASI TERAPI THOUGHT STOPPING PADA PASIEN HALUSINASI PENDENGARAN

Lata Belakang :Skizofrenia merupakan salah satu gangguan jiwa berat yang
ditandai oleh berbagai gejala psikotik, termasuk halusinasi pendengaran, yang
dominan dialami hingga 70% penderita skizofrenia. Halusinasi pendengaran
menimbulkan dampak signifikan seperti perilaku menarik diri, kecemasan, hingga
risiko kekerasan dan bunuh diri apabila tidak mendapatkan penanganan yang
optimal. Salah satu intervensi nonfarmakologis yang dapat dilakukan
adalah terapi thought stopping, yakni teknik menghentikan alur pikiran negatif
melalui perintah “STOP” dan menggantinya dengan pikiran positif. Tujuan,
penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan implementasi terapi thought
stopping pada pasien halusinasi pendengaran. Metode yang digunakan dalam
penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan studi kasus pada
pasien halusinasi pendengaran, mengobservasi perubahan kontrol terhadap
gejala halusinasi setelah penerapan terapi ini. Hasil pengkajian menunjukkan
kedua pasien mengalami halusinasi pendengaran berupa suara yang
memerintah dan mengganggu konsentrasi, dengan respons cemas dan perilaku
menarik diri. Diagnosis keperawatan utama yang ditegakkan adalah gangguan
persepsi sensori: halusinasi pendengaran. Intervensi yang diberikan difokuskan
pada penerapan terapi thought stopping secara individual, disertai edukasi teknik
pengalihan. Evaluasi setelah dilakukan selama 3 hari menunjukkan bahwa
adanya peìruìbahan yaituì pasieìn mampuì meìngontrol haluìsinasi seìteìlah
meìlakuìkan teìrapi thouìght stopping di tandai deìngan beìrkuìrangnya tanda dan
geìjala haluìsinasi seìbeìluìm dan seìteìlah peìmbeìrian teìrapi teìrseìbuìt. Kesimpulan,
pada penelitian ini bahwa implementasi terapi thought stopping pada pasien
halusinasi pendengaran menunjukkan thought stopping dapat meningkatkan
kesadaran pasien terhadap gejala halusinasi serta kemampuan.