UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK METANOL DAUN BAMBU (Gigantochloa atter (Hassk) Kurz ex Munro) ASAL TOMPOBULU KABUPATEN GOWA MENGGUNAKAN METODE DPPH (2,2-diphenyl-1 picrylhydrazyl)

Radikal bebas merupakan senyawa reaktif yang dapat merusak sel dan
jaringan tubuh, sehingga berperan dalam munculnya berbagai penyakit
degeneratif seperti kanker, diabetes, dan gangguan pada sistem
kardiovaskular. Salah satu cara untuk menangkal efek buruk radikal bebas
adalah dengan menggunakan senyawa antioksidan. Daun bambu
(Gigantochloa atter (Hassk) Kurz ex Munro) diketahui mengandung
senyawa fenolik dan flavanoid yang berfungsi sebagai antioksidan alami.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antioksidan dan
menentukan nilai IC50 dari ekstrak metanol daun bambu (Gigantochloa
atter (Hassk) Kurz ex Munro) yang berasal dari Tompobulu Kabupaten
Gowa menggunakan metode DPPH. Ekstrak daun diperoleh melalui
metode maserasi dengan pelarut metanol, kemudian aktivitas
antioksidannya diuji menggunakan metode DPPH dan dianalisis dengan
Spektrofotometer UV-Vis pada panjang gelombang 516,60 nm.
Persentase inhibisi dihitung berdasarkan perbandingan antara absorbansi
larutan sampel dan blanko kemudian nilai IC50 diperoleh melalui analisis
regresi linear. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak metanol daun
bambu memiliki nilai IC50 sebesar 1455,87 ppm yang termasuk kategori
sangat lemah. Sebagai pembanding, vitamin C menunjukkan nilai IC50
sebesar 19,80 ppm yang termasuk kategori sangat kuat. Dapat
disimpulkan bahwa ekstrak metanol daun bambu (Gigantochloa atter
(Hassk) Kurz ex Munro) memiliki aktivitas antioksidan namun dengan
potensi yang sangat lemah.