IMPLEMENTASI TERAPI TOILET TRAINING PADA ANAK USIA PRASEKOLAH 4-5 TAHUN TERHADAP TINGKAT KEMANDIRIAN ANAK DENGAN PENYAKIT BRONKOPNEUMONIA

Latar belakang, Toilet training merupakan salah satu bentuk stimulasi
perkembangan anak usia prasekolah dalam mencapai kemandirian. Anak dengan
penyakit bronkopneumonia sering mengalami hambatan dalam aktivitas sehari
hari, termasuk buang air, karena kondisi fisik yang lemah dan kelelahan akibat
gangguan pernapasan. Keterbatasan fisik yang dialami anak selama sakit dapat
mengganggu proses belajar menuju kemandirian, terutama dalam hal eliminasi.
Oleh karena itu, diperlukan intervensi yang tepat guna membantu anak tetap
berkembang sesuai tahap usianya. Tujuan untuk mendapatkan gambaran
implementasi terapi toilet training pada anak usia prasekolah 4–5 tahun terhadap
tingkat kemandirian anak dengan penyakit bronkopneumonia. Metode, jenis
desain yang digunakan adalah desain deskriptif dengan pendekatan studi kasus.
Subjek penelitian adalah dua anak yang dirawat inap dengan diagnosis
bronkopneumonia di ruang perawatan anak. Teknik pengumpulan data dilakukan
melalui wawancara terhadap orang tua, observasi langsung terhadap perilaku
anak selama proses toilet training, serta pengkajian fisik untuk menilai kondisi
umum anak dan kemampuan dasar eliminasi secara mandiri. Hasil, menunjukkan
bahwa kedua anak pada awalnya menunjukkan ketergantungan dalam aktivitas
buang air, seperti belum mampu mengenali dorongan BAK/BAB atau memakai
celana sendiri. Namun, setelah penerapan terapi toilet training selama dua hari,
terjadi peningkatan kemampuan anak dalam mengenali sinyal tubuh, pergi ke toilet
secara mandiri, serta melepas dan mengenakan celana tanpa bantuan orang tua.
Kesimpulan, terapi toilet training dapat membantu meningkatkan kemandirian
anak dengan gangguan pernapasan ringan. Toilet training diharapkan dapat
diterapkan sebagai intervensi keperawatan dasar dalam mendukung tumbuh
kembang anak.