PENETAPAN KADAR FLAVONOID EKSTRAK DAUN BAMBU ATER (Gigantochloa atter (Hassk.) Kurz ex Munro) ASAL DESA TOMPOBULU DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

Indonesia dikenal sebagai negara dengan kekayaan hayati yang
melimpah, salah satunya adalah tanaman bambu ater (Gigantochloa atter (Hassk.) Kurz ex Munro) yang banyak tumbuh di Desa Tompobulu, Kabupaten Gowa. Daun bambu diketahui memiliki kandungan metabolit sekunder, khususnya flavonoid, yang berperan sebagai antioksidan, antiinflamasi, dan antimikroba. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
kandungan senyawa flavonoid serta menentukan kadar flavonoid total dalam ekstrak daun bambu ater menggunakan metode Spektrofotometri UV-Vis.Penelitian dilakukan secara eksperimental menggunakan metode maserasi bertingkat dengan pelarut n-heksan, etil asetat, metanol, dan
aquadest. Uji kualitatif flavonoid dilakukan dengan pereaksi NaOH 10% dan FeCl₃ 5% yang menunjukkan hasil positif dengan perubahan warna kuning. Uji kuantitatif dilakukan menggunakan spektrofotometri UV-Vis dengan panjang gelombang maksimum 415 nm dan standar kuersetin. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun bambu ater
mengandung senyawa flavonoid dengan kadar flavonoid total sebesar 20%. Hasil ini membuktikan bahwa daun bambu ater memiliki potensi sebagai sumber bahan alami yang kaya flavonoid, sehingga berpeluang untuk dikembangkan sebagai bahan dasar produk fitofarmaka atau obat
herbal. Diharapkan penelitian ini dapat menjadi referensi awal bagi penelitian lanjutan terkait isolasi senyawa aktif spesifik dari daun bambu ater dan pengujian aktivitas farmakologinya.
Kata kunci: Daun bambu ater, flavonoid, spektrofotometri UV-Vis, kuersetin, fitofarmaka.