UJI EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI EKSTRAK KULIT BUAH JERUK BALI (Citrus maxima (Burm.f) Merr) DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI Propionibacterium acnes

Kulit buah jeruk bali (Citrus maxima (Burm.f) Merr) secara empiris
digunakan sebagai obat tradisional jerawat, dengan cara direbus atau
ditumbuk lalu dioleskan di wajah. Penelitian ini bertujuan mengetahui fraksi
dari ekstrak etanol 70% kulit jeruk bali yang memiliki aktivitas antibakteri
terhadap Propionibacterium acnes, menentukan fraksi paling kuat, serta
konsentrasi paling efektif. Kulit buah dimaserasi dengan etanol 70%,
dievaporasi, lalu difraksinasi menggunakan n-heksan dan n-butanol. Uji
aktivitas antibakteri awal menunjukkan fraksi n-butanol memiliki zona
hambat terbesar. Fraksi ini kemudian diuji pada konsentrasi 85%, 90%, dan
95% dengan metode difusi cakram. Hasilnya, konsentrasi 85%
menghasilkan hambatan 4,3 mm (kategori lemah), 90% sebesar 4,8 mm
(lemah), dan 95% sebesar 5,3 mm (sedang). Sebagai pembanding, K+
doksisiklin menghasilkan hambatan 14,55 mm (kuat), sedangkan K- DMSO
tidak menunjukkan hambatan. Data dianalisis menggunakan uji Kruskal
Wallis (p = 0,009) dan dilanjutkan dengan uji Post Hoc Dunnett T3. Hasil
menunjukkan bahwa fraksi n-butanol konsentrasi 95% memiliki efektivitas
antibakteri tertinggi, mendukung potensi kulit jeruk bali sebagai antibakteri
alami terhadap Proponibacterium acnes dan sejalan dengan
penggunaan tradisional.