EFEKTIVITAS ANTIBAKTERI FRAKSI EKSTRAK ETANOL RIMPANG TEMULAWAK (Curcuma zanthorrhiza Roxb) ASAL KABUPATEN TAKALAR TERHADAP PENGHAMBATAN PERTUMBUHAN BAKTERI Staphylococcus aureus

Penggunaan obat tradisional yang bersumber dari alam Indonesia telah dimanfaatkan sebagai obat sejak dulu oleh Masyarakat. Rimpang temulawak dari Kabupaten Takalar secara tradisional digunakan untuk mengobati jerawat, gatal-gatal, bisul, meningkatkan nafsu makan, dan mengatasi sakit gigi. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi aktivitas antibakteri ekstrak rimpang temulawak terhadap Staphylococcus aureus. Metode ekstraksi menggunakan maserasi dengan etanol 96% dan fraksinasi dengan n-Heksan dan n-Butanol. Hasilnya, ekstrak etanol memiliki rendemen 7,89%, dengan fraksi n-Heksan 3,6% dan n-Butanol 2,3%. Uji aktivitas menunjukkan zona hambat terbesar pada fraksi n-Heksan (3,27 mm). Uji efektivitas menunjukkan bahwa fraksi n-Heksan konsentrasi 20% memiliki aktivitas antibakteri kuat dengan zona hambat 12,07 mm. Analisis statistik menunjukkan perbedaan signifikan antara konsentrasi ekstrak dan kontrol. Kesimpulannya, ekstrak etanol dan fraksi n-Heksan rimpang temulawak memiliki potensi sebagai agen antibakteri terhadap Staphylococcus aureus, dengan fraksi n-Heksan konsentrasi 20% menunjukkan efektivitas paling tinggi. Berdasarkan hasil uji tukey terhadap efektivitas antibakteri konsentrasi ekstrak 20% tidak berbeda nyata dengan kontrol positif.
Kata Kunci : Antibakteri, Ekstrak Etanol, Rimpang Temulawak, Staphylococcus aureus.